Kamis, 28 Oktober 2010

Mbah Marijan

Tak dapat kita cerna dengan akal sehat, bahwa Mbah Marijan menjadi penjaga pintu Gunung Merapi, lazim disebut Juru Kunci Merapi. Padahal gunung itu tak punya pintu atau kunci. Ia bukan rumah atau makam yang dapat dijaga. Ia buatan alam, dengan kelakuan alam, tak bisa dikendalikan sebagai seekor kerbau atau kapal laut.

Tapi Mbah Marijan terus-menerus mengawasi gunung itu. Dengan ilmu otodidak yang diperolehnya berkat pengalaman bertahun-tahun menyembadani Merapi, ia merasa lebih tahu dari siapa pun. Lebih dari itu, Mbah Marijan tampaknya memiliki keyakinan mampu mengendalikan aktifitas gunung itu. Dalam batas-batas tertentu, mampu memerintahnya atau memarahinya. Barangkali itu penyebabnya Mbah Marijan tak bersedia mengungsi. Memilih menghadapi segala resiko jika ‘piaraannya’ itu suatu ketika berulah tak terkendali.

Tapi apa pun motivasinya, Kuncen Merapi’ yang eksentrik itu, kita menyaksikan lahirnya satu legenda yang akan tetap hidup dalam ingatan banyak orang. Barangkali seribu tahiun ke depan Mbah Marijan akan dikenang orang. Cerita mengenainya akan beredar dari mulut ke mulut, turun temurun, diimbuhi klenik dan tahyul. Pada akhirnya nanti cerita mengenainya setara dengan Nyai Roro Kidul atau Joko Tingkir.

Akan ada Desa Marijan, atau Batu Marijan…. Jika wedus gembel mengamuk, jangan lupa berseru: “Tolong kami, Mbah Marijan…..!” Itu seribu tahun yang akan datang.


(sumber:Tengkubintang@yahoo.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar